Lelah. Mata ini lelah. Selalu terjaga, takut tertidur dan lengah. Jangan, jangan pejamkan mata, karena tugasmu berjaga. Tengah malam gelap gulita, mata ini masih terjaga. Berkhalwat khusyuk di kesunyian, munajat kepada Dia Yang Maha Perkasa. Memohon kekuatan, kemampuan, keteguhan, ketegaran, dalam perjalanan dakwah yang amat panjang tak terkira. Pagi-pagi buta, mata ini tetap terjaga, jangan sampai umat terlanda bahaya dan bencana pada saat kita lengah menjaga mereka. Siang terang benderang, mata ini selalu terjaga, melakukan hal terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Arsip Kategori: copas
Agar Bisa Menikmati Indahnya Dakwah
Engkau hanya memerlukan kesadaran, bahwa yang engkau lakukan seluruhnya dalam dakwah ini adalah untuk Allah. Kerjamu untuk Allah. Keringatmu untuk Allah. Waktu yang engkau habiskan untuk Allah. Harta yang engkau alokasikan dalam dakwah adalah untuk Allah. Pikiran yang engkau curahkan untuk Allah. Tenaga yang engkau sumbangkan untuk Allah.
Manusia Visioner
By: Udz. Cahyadi Takariawan
Visi secara sederhana dipahami sebagai ide bersama tentang hasil yang dinilai dan menjadi motivasi kerja suatu tim (Michael West, Effective Teamwork, 1998). Visi juga dipahami sebagai pernyataan luhur yang hendak dicapai seseorang atau suatu komunitas dan organisasi. Visi juga dipahami sebagai pandangan yang jelas tentang apa yang akan dilakukan, untuk apa melakukan, apa tujuan melakukan suatu perbuatan. Ibarat sebuah pohon, visi adalah bagian akar pohon, dimana nilai-nilai, motivasi dan keyakinan terbangun. Bisa juga dikatakan, visi adalah pulau harapan, dimana “perahu” usaha akan ditambatkan pada pelabuhannya.
Visi amat penting dalam mengarahkan kegiatan pribadi dan organisasi. Penggambaran lima orang pekerja bangunan yang tengah bekerja membuat masjid sering menjadi contoh tepat dalam memahami urgensi visi. Ketika ditanya tentang “Apa yang anda kerjakan di sini,” orang pertama menjawab, “Seperti yang anda lihat. Saya mencampur berbagai bahan bangunan”. Orang kedua menjawab, “Saya bekerja mencari uang di sini”. Orang ketiga menjawab, “Saya menyusun batu bata agar menjadi dinding”. Orang keempat menjawab, “Saya bekerja membuat sebuah masjid”. Sedangkan orang kelima menjawab, “Saya tengah membangun peradaban”.