dari suamiku…

Perasaan ini selalu menggodaku. Perlahan dengan kelembutannya selalu masuk ke relung hati. Kemudian ia bertanya kepada hati, “kenapa rautan senyum bahagia selalu terukir di wajahku?”, sang hatipun berkata “ketika malam tiba tepat di depan wajahku rembulan nan indah selalu membelai lembut ke qalbu, ketika fajarpun menyapa tepat di depan wajahku sang mentari tersenyum ikhlas kepadaku, ketika matahari akan tenggelam di ujung lautan tepat di depan wajahku ku lihat betapa indah dan syahdu sambutan kasihmu.” Balas hatipun bertanya,”apalagi alasan yang bisa ku ucapkan untuk berkata tidak bahagia?”

(secarik tulisan jiwa buat istriku tercinta, Medan, 14 Juni 2010…Rusdi Saleh Koto)

***************************************************************